“Dominasi jilbab made in ChiÂna di Tanah Abang mencapai 60 persen,†Ketua Asosiasi PedaÂgang PuÂsat Grosir Metro TaÂnah Abang (AP2META) HaryÂwijaya Tjhin di Jakarta, kemarin.
Menurut Harywijaya, peningÂkatan perminÂtaan paÂkaian MusÂlim tahun ini diperÂkirakan meÂlonÂjak 30-40 persen.
MenÂÂteri Perindustrian MS HiÂdaÂyat mengatakan, kebutuhan paÂkaian Muslim anÂtara lain jilbab dan tasbih telah menunjukkan perÂÂmintaan yang meningkat. Ia berÂharap peningÂkatan ini bisa diÂkuasai produk lokal.
“Apapun harus kita lakukan agar produk lokal bisa menguasai pasar kembali. Pesaing kita buÂkan hanya dari China saja, tetapi juga dari Malaysia,†jelas HidaÂyat di Jakarta, kemarin.
Ia berharap, penguasaan marÂket dalam negeri bisa dilakukan seÂcara fundamental. Sehingga proÂduk lokal mampu berdaya saing dengan produk impor dan kembali mendominasi pasar doÂmestik. Karena itu, butuh keseÂriuÂsan dari pemerintah dan asosiasi terkait untuk memfaÂsilitasi pelaku usaha dalam menÂdorong daya saing.
Ketua Umum Asosiasi PenguÂsaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, faktor harga sangat mempengaruhi doÂmiÂnasi suatu produk. Produk yang bisa diproduksi dalam jumÂlah yang besar (mass production) secara otomatis mampu menekan harga sehingga harga yang diÂtawarkan jauh lebih kompetitif.
“Infrastruktur yang tidak seÂlesai-selesai juga membuat harga kita menjadi lebih mahal dan tidak bisa bersaing dengan barang imÂpor,†ujar Sofjan.
Menurutnya, Kementerian PerÂhubungan (Kemenhub) juga haÂrus bertanggung jawab atas bobÂrokÂnya infrastruktur. Kemenhub diminta serius membenahi infraÂstruktur yang menjadi akar perÂmasalahan berbagai aspek.
“KeÂmenhub jangan cuma ngoÂmong saja, Feri aja tidak selesai-selesai. Yang didepan mata dulu saja yang diperbaiki,†protesnya.
Sofjan menyatakan, produk impor tidak bisa dibendung kareÂna Indonesia sudah terikat dengan perdagaÂngan bebas (Free Trade AgreeÂment/FTA). Yang bisa diÂlaÂkukan adalah membendung baÂrang impor ilegal yang memÂbanjiri pasar domestik. “PeÂmeÂrintah harus bertindak meÂngaÂwasi dan memperketat maÂsuknya proÂduk ilegal yang berÂpotensi meÂrugikan negara,†tegasnya. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: