“Kita akan melakukan pengÂhematan dan mengebut pengguÂnaan gas,†ujar Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Jumat lalu.
Menurutnya, tahun ini pihakÂnya akan mengebut pemÂbaÂngunan SPBG (stasiun pengiÂsian bahan bakar gas) dan inÂfraÂstrukturnya guna mempercepat pelakÂsanaan konversi gas untuk mengÂhemat penggunaan BBM yang dipreÂdiksi akan melebihi kuota yang diteÂtapkan pemerintah.
Wakil Menteri ESDM WidjaÂjono Partowidagdo mengusulkan, pemÂbeli converter kit disubsidi oleh pemerintah dan stakeholder terkait yang diuntungkan seperti PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Itu perlu diÂlakukan untuk mempercepat progÂram konversi ke gas.
Widjajono menjelaskan, harga converter kit saat ini bervariasi antara Rp 9-12 juta per unit. UnÂtuk itu, diusulkan disubsidi Rp 6 juta dan Rp 6 juta sisanya diÂcicil konsumen melalui bank.
“Dari Rp 6 juta disubsidi oleh pemerintah sepertiga, perusahaÂan converter kit sepertiga, PerÂtamina sepertiga. Mungkin kalau PGN mau urunan lebih bagus lagi,†kata Widjajono.
Dirjen Industri Kecil MeneÂngah (IKM) Kemenperin Euis Saedah menegaskan, converter kit yang diproduksi oleh Koperasi Industri Komponen Otomotif (KIKO) aman untuk digunakan.
Euis berharap, uji kelayakan produk ini dipercepat dan dikaÂwal terus, bahkan dirinya berseÂdia menjadi marketing agent untuk meyakinkan konsumen bahwa produk ini adalah pilihan terbaik.
“Program ini merupakan progÂram bersama. Jangan sampai kita hanya bisa impor converter kit, tetapi tidak berusaha agar lokal bisa memproduksi terutama di luar pulau Jawa,†jelasnya.
Sebab itu, pihaknya terus berÂkoordinasi mempersiapkan segaÂla legalitasnya demi keperÂcaÂyaan masyarakat.
Untuk diketahui, KIKO mengÂklaim siap memproduksi 2 ribu unit converter kit dan saat ini KIKO sedang memfinalisasi proÂyek terÂsebut. Termasuk penyeÂleÂsaian uji kelayakan di Badan PengÂkajian dan Penetapan TekÂnologi (BPPT). Alat tersebut akan dijual dengan harga Rp 7,5-10 juta per unit.
Sebelumnya, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Setiadi mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum meÂmiliki Standar Nasional IndoÂnesia (SNI) untuk converter kit.
Bambang mengatakan, pihakÂnya baru menerima surat perÂminÂtaan pembuatan SNI untuk conÂverter kit dari Kemenperin belum lama ini. Menurut dia, pihaknya akan segera melakukan pembuatÂan SNI itu, apalagi sudah ada standar internasional. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: