Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengutuk keras beredarnya film Innocence of Muslims. Sebab, telah menodai ajaran agama Islam dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Film tersebut dapat menimÂbulÂkan konflik tingkat interÂnasional. Tidak seharusnya film semacam itu dibuat karena menimbulkan kerusuhan di mana-mana.
“Kami menyesalkan keluarnya film tersebut karena bisa meÂnimÂbulÂkan konflik. Bukan hanya konÂflik di satu negara, melainkan konÂflik global,†kata Ma’ruf Amin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, film InnoÂcenÂce of Muslims dibuat di CaliÂfornia, Amerika Serikat. Film ini yang berdurasi selama dua jam beredar di internet itu dikecam.
Beberapa negara langsung beÂreakÂsi dengan melakukan deÂmonsÂtrasi di Kedutaan Besar AmeÂrika Serikat. Begitu juga deÂngan Indonesia, ribuan orang meÂlakukan demonstrasi di depan keÂdubes Amerika Serikat, Senin (17/9). Keributan pun tak tereÂlakÂkan dalam aksi demonstrasi terÂsebut.
Ma’ruf Amin selanjutnya meÂngaÂtakan, umat Muslim di seÂluÂruh dunia wajar bereaksi atas film tersebut. Pembuat film ini seÂharusnya dihukum berat saÂja, seÂhingga ke depan, orang tiÂdak laÂgi memproduksi hal-hal senÂsitif.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kami meminta agar pemerinÂtah Amerika Serikat menindak teÂgas dan menghukum berat piÂhak yang membuat film itu. Jangan anggap sepele masalah ini. Umat Islam seluruh dunia merasa terÂsinggung.
Sebagai negara mayoritas beÂragama Muslim, apa yang haÂrus dilakukan pemerintah Indonesia?
Kami juga meminta agar peÂmeÂÂrintah Indonesia segera meÂnutup akses film tersebut agar beÂÂnar-benar tidak bisa dibuka laÂgi di inÂternet. Kalau tidak seÂgera diÂtutup, bisa lebih memÂbaÂÂÂhaÂyakan lagi.
Hanya itu saja?
Tidak dong. Pemerintah juga haÂÂÂÂrus menyampaikan statement atau pidato resmi sikap pemeÂrinÂtah yang dilakukan PresiÂden SBY.
Bukankah SBY sudah meÂlaÂkukan itu?
Pak SBY memang sudah meÂnyampaikan hal itu, tapi harus ada sikap resmi yang harus diÂlaÂkukan pemerintah. Sebab, maÂsalah ini bisa menimbulkan konÂflik global.
Pemerintah perlu menyamÂpaikan protes ke Amerika Serikat?
Saya kira perlu, supaya pemeÂrinÂtah AmeÂrika Serikat tidak memÂbiarÂkan hal-hal seperti ini. WaÂjar saja kita sebagai umat MusÂlim marah dengan adanya film itu.
Apa MUI sudah menyampaiÂkan ke SBY?
Secara resmi belum. Tapi seceÂpatnya akan disampaikan ke Pak SBY, sehingga pemerintah meÂngeÂÂluarkan sikap resmi kepaÂda pemerintah Amerika Serikat.
Anda sudah melihat film itu?
Saya pribadi belum melihat film itu. Mungkin teman-teman di MUI sudah melihatnya. Tapi saya sudah tahu beritanya. Saya juga menilai wajar-wajar imbas dari film itu terjadi demonstrasi di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Film ini sangat disayangkan. SeÂbab, menghina Nabi MuhamÂmad ini jelas bukan film yang berÂsifat mendidik. Makanya pemeÂrinÂtah harus cepat memblokir film itu dari internet.
Bagaimana harapan Anda terhadap demo atas film terÂsebut?
Demo itu wajar-wajar saja. Silakan melakukan demonstrasi untuk memprotes film tersebut. Sebab, film itu telah menyakiti perasaan umat Islam. Tapi demo itu seharusnya jangan anarkis.
Memang demo tidak dilarang, namun tetap tidak boleh anarkis. Saat demo Senin (17/9) memang ada satu atau dua orang tindaÂkanÂnya sangat sayangkan. Sebab, memÂbawa ketapel dan batu untuk melempar petugas.
Saya kira, hal semacam itulah yang harus dicegah. Demonstrasi itu boleh asalkan jangan memÂbuat kerusakan, dan jangan emoÂsi. Demo itu wajar, tetapi harus tetap pada jalur-jalur yang benar dan jangan mudah terprovokasi.
Artinya demo tidak boleh brutal?
Ya. Film itu jelas membuat marah seluruh umat Islam. Tapi jangan sampai terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang brutal dan tidak terdidik.
Dalam menyampaikan kemaÂraÂhan itu harus bisa terkendali. Umat Muslim itu kan tidak boleh melakukan anarkis. Sebab, itu jelas dilarang agama.
Kami mengimbau masyarakat agar cerdas menyikapi apa yang terÂjadi saat ini. Sebab perlu diÂwasÂpadai adanya propaganda daÂlam bereÂdarnya film tersebut unÂtuk menciptakan konflik global. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.