Presiden SBY dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo sampai saat ini belum menentukan dan mengangkat Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang baru.
Menyusul habisnya masa jabatan Kepala Kabaintelkam Komjen Pratiknyo, dan Kepala BNN Komjen Gories Mere pada akhir November lalu, dua pos itu mestinya sudah dipimpin pejabat baru sejak 1 Desember lalu.
Karena belum ditunjuk pejabat baru, Komjen Pratiknyo dan Komjen Gories Mere masih menjabat.
Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, lambannya penunjukan Kabaintelkam dan Kepala BNN menunjukkan betapa buruknya proses reformasi birokrasi Polri. Akibatnya sistem kaderisasi dan manajemen SDM Polri menjadi amburadul.
"Di era Orde Baru, tiga bulan sebelum pensiun pejabat Polri dimutasi untuk MPP (masa persiapan pensiun). Tapi di era reformasi, pejabat Polri yang sudah pensiun malah masih menjabat," ujar Neta pagi ini (Kamis, 6/12).
Jika masih bersikap lamban dan tidak profesional dalam memutasi para pejabatnya, sambung Neta, bagaimana Polri bisa diharapkan bekerja profesional dalam melayani masyarakat maupun profesional dalam menggulir reformasi Polri. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: