Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Memelihara Gigi sebagai Rasa Syukur

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/tryanza-maulana-5'>TRYANZA MAULANA</a>
OLEH: TRYANZA MAULANA
  • Senin, 30 Juni 2014, 07:20 WIB
Memelihara Gigi sebagai Rasa Syukur
ilustrasi/net
ALHAMDULILLAH. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan sebaik-baiknya. Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah juga telah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Tin ayat 4: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Maka kita sebagai mahluk haruslah bersyukur terhadap apa-apa yang telah Allah ciptakan terhadap diri kita. Salah satu bentuk rasa syukur tersebut adalah dengan menjaga dan memelihara setiap organ tubuh yang kita miliki dan menjaga kesehatan gigi merupakan bagian dari bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Allah SWT menyebutkan gigi dalam Al Qur’an dalam surat Al Maidah ayat 45: "Dan kami telah menetapkan terhadap mereka di dalamnya (Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, gigi dengan gigi, dan luka (pun) ada qishashnya."

Dari surat Al Maidah ayat 45 di atas menunjukkan bahwasanya Allah SWT  menjadikan gigi sebagai sesuatu yang penting dan harus dijaga. Karena tidak mungkin ketika Allah SWT menyebutkan sesuatu dalam Al Qur'an bukanlah sesuatu yang tidak penting. Maka sudah seharusnyalah kita sebagai hamba-Nya harus bisa memelihara gigi sebagai sesuatu amanah yang dititipkan kepada kita.

Gigi dimana mulut sebagai rumahnya memiliki fungsi yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah untuk membantu proses pengunyahan. Bayangkan apabila orang yang tidak memiliki gigi di mulutnya maka makan akan terasa tidak enak walaupun makanan tersebut adalah makanan yang lezat dan nikmat.

Gigi juga berfungsi sebagai organ estetika. Coba bandingkan senyum orang yang memiliki gigi yang sehat dengan orang yang giginya hitam atau kecoklatan karena ada karies/lubang gigi atau bahkan orang yang tidak memiliki gigi. Tentunya orang yang memiliki gigi pasti memiliki senyum yang lebih enak dipandang dan dilihat.

Rasulullah SAW pun adalah orang yang sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan giginya. Hal ini digambarkan dalam hadits: "Apabila Nabi SAW bangun dari tidurnya, Beliau SAW selalu bersiwak (membersihkan) dengan siwak." (HR.Bukhari Muslim).

Siwak berasal dari batang kayu pohon Arak, atau dalam bahasa latin disebut savadora persica. Siwak berfungsi sebagai zat anti bakteri karena banyak mengandung zat antibacterial acid seperti astringents. Siwak juga berfungsi sebagai alat pembersih mulut karena kayu siwak yang penggunaannya dengan menggigit-gigit sehingga serat kayu terurai seperti bulu sikat itulah yang dapat membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi.

Pada zaman sekarang fungsi siwak dapat digantikan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.

Dari paparan di atas terlihat jelas bahwa Islam sangat menganjurkan untuk menjaga kesehatan gigi. Islam adalah agama jasmani dan ruhani. Ibadah tidak dapat berjalan dengan baik dan khusyuk apabila gigi sesorang ada yang sedang sakit. Khusyuk tidak akan didapat apabila ada sisa makanan atau karang gigi di dalam mulut. Tidak akan nikmat bersilaturahim apabila mulut dalam keadaan bau akibat gigi berlubang.

Sesungguhnya Allah SWT menyukai kebersihan dan keindahan.  Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR.Tirmidzi). [bersambung]

drg. M. Tryanza Maulana, MM adalah Sekretaris Umum Perhimpunan Tenaga Profesi Kesehatan Muslim Indonesia (Prokami)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA