Selain itu, adanya pengatur jalan ilegal yang akrab disebut pak ogah itu juga menjadi salahsatu penyebab kemacetan yang semakin parah.
"Jika ada satu saja truk kontainer yang mogok, kemacetan bisa kemana-mana, apalagi kalau banjir di musim hujan ini," ujar Gunawan pekerja perusahaan jasa angkutan truk kontainer, saat berbincang dengan
RMOLJakarta di Jakarta Utara, Senin (2/2).
Ia menjelaskan, bagi pengusaha angkutan truk kontainer baik perorangan atau perusahaan memang selalu memberikan uang jalan untuk sopirnya. tapi uang kalan tersebut tak seberapa banyak.
Kalau terjadi kemacetan, otomatis pemakaian bahan bakar sudah merugikan sopir.
"Berapa jam waktu terbuang, dari sisi ekonomi sudah rugi. Baik supir tekor solar, bagi kami pengusaha tidak mencapai target," tutur Gunawan.
Kadang-kadang, katanya, pengusaha truk kontainer membuat target mengambil barang di dua pabrik dalam sehari. Karena adanya kemacetan, target itu tidak tercapai.
[husnie/sim/jkt/adm]