Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rizal Ramli: Gas Blok Masela Lebih Baik dengan Pipanisasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 21 September 2015, 19:57 WIB
rmol news logo Menko Maritim dan Sumber Daya lebih sepakat pengembangan pembangunan kilang LNG Blok Masela menggunakan fasilitas pipanisasi, bukan dengan menggunakan teknologi floating unit.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Bahasa sederhananya kalau nanti dibangun pipa, dalam 10 tahun kita akan bikin kota di pulau Aru, yang mungkin lebih besar dari Balikpapan. Balikpapan kan dulu terbangun gara-gara ada blok Mahakam, ada Total dan ditemukan gas akhirnya kotanya berkembang," kata Rizal Ramli usai rapat koordinasi bersama kementerian ESDM dan SKK Migas di kantornya, Gedung BPPT I, Jakarta Pusat, Senin (21/9).

Menurut Rizal, jika dibangun pipa dari blok Masela ke Pulau Aru maka Aru dan penduduknya akan semakin berkembang. Misalnya, jika dibangun pipa gas ke Pulau Aru nanti dengan fasilitas on-shore, dari unit processingnya di darat, hal ini akan menyerap tenaga kerja di daerah tersebut dan juga sekitarnya.

Selain itu jika dibangun pipa ke pulau Aru nanti, local content atau yang menjadi kandung lokalnya akan tinggi, karena menghubungkan blok Masela ke Pulau Aru membutuhkan pipa sepanjang 600 kilometer.

"Industri kita juga bakal hidup. belum pembangunannya, belum nanti industri downstreamnya yaitu petrochemical, seperti pabrik pupuk," urai mantan Menko Perekonomian era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Yang tak kalah penting lagi kata Rizal, cadangan gas yang sangat besar di Blok Masela itu diprediksi tidak akan berakhir. Makanya banyak yang menyebut blok Masela sebagai lapangan abadi.

"Artinya potensinya besar sekali. Kemungkinan, akan ditemukan lagi cadangan gas baru. Sehingga kalau itu ada akan kita sambungkan saja pipanya. Tidak di setiap lokasi kita bangun floating unit yg akan sangat mahal," kata Rizal.

Oleh karenanya, secara garis besar, Rizal mengatakan akan lebih baik jika dibangun pipa ketimbang tawaran perusahaan migas asal Belanda Shell yang menawarkan teknologi floating unit.

"Kita lebih memilih pipa sebetulnya, karena kita akan bangun wilayah Indonesia timur. Kalau bukan pipa kan cuma kita ambil aja gasnya dari situ, kita bawa kemana terus ekspor tapi daerah Indonesia timur nggak akan mendapat manfaatnya,"pungkas mantan kepala Bulog itu

Atas dasar itu, Rizal meminta agar kementerian ESDM dan SKK Migas betul-betul mempertimbangakan secara matang dua pilihan tersebut.

"Evaluasi yang betul-betul menyeluruh dan komprehensif. Pilihan mana yang paling baik untuk Indonesia. Apa bikin floating unit atau pipa 600 kilometer ke Aru,"demikian Rizal.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA