Selain bikin macet, lalu lintas juga menjadi semrawut akibat kegiatan itu.
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Perparkiran Jakarta Barat, Siswo Hantoro mengatakan, selama ini kawasan lahan parkir itu dikelola langsung ketua RW setempat.
Dia mengaku sudah menyurati camat Tambora untuk meminta bantuan pengelolaan areal parkir di kolong Jalan Layang Pasar Asemka.
Setiap hari, puluhan bahkan ratusan mobil boks terparkir di lahan kosong persis di kolong Jalan Layang Pasar Pagi Asemka. Di lahan itu, aktivitas bongkar muat yang diwarnai pungutan liar barang.
"Petugas parkir kami hanya mengutip biaya parkir, sedangkan uang bongkar muat masuk ke kantong preman yang berkuasa di sana," terangnya.
Pendi (45 tahun), sopir mobil mengaku, setiap kendaraan yang bongkar muat di situ dimintai uang Rp 20 ribu.
"Tidak hanya untuk mobil baru, yang pemilik toko juga harus membayar tarif bongkar muat," ungkapnya seperti dimuat
RMOLJakarta.Com.
[wid]
BERITA TERKAIT: