Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tony B-Lier

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-takdir-5'>MUHAMMAD TAKDIR</a>
OLEH: MUHAMMAD TAKDIR
  • Selasa, 26 Juli 2016, 03:15 WIB
Tony B-Lier
RAUT mukanya menyimpan kegelisahan mendalam. Gerakan tangannya tidak bisa menyembunyikan guilty feeling yang akut. Tetapi itulah Tony Blair, PM Inggris periode 1997-2007 ketika mencoba confident membantah isi laporan "Sir Jhon Chilcot’s report" dalam suatu konferensi pers beberapa waktu lalu. Blair bersikeras menyangkal tudingan kegagalan invasi Irak 2003. Baginya, jika bukan karena invasi Irak, dunia telah berada dalam situasi paling buruk saat ini. Heck what?

Jhon Chilcot’s report adalah hasil penyelidikan resmi terhadap kontroversi keterlibatan Inggris dalam Perang Irak 2003. Laporan hasil kerja komite inquiry yang dipimpin Jhon Chilcot mengkritisi Pemerintahan Tony Blair dan para pentolan militer Inggris ketika itu. Blair tetap tidak bergeming dan tidak merasa bersalah. Bantahannya yang ilutif penuh halusinasi membuat reputasinya berantakan. Namanya pun berganti Tony B-lier!.

Chilcot menyoroti banyak kejanggalan dan kebohongan B-lier. Beberapa di antaranya, B-lier lebih mendahulukan perang daripada solusi damai. B-lier terbukti menulis memo kepada George Walker Bush untuk ikut "whatever" yang dilakukan AS di Irak. Aksi militer Inggris lebih banyak didasarkan pada "flawed intelligence assessment". Alasan senjata pemusnah massal (WMD) hanyalah pretext yang direkayasa dan menjadi puncak kebohongan yang disudahi dengan invasi militer terbodoh abad ini.

Seminggu sebelum ivansi ke Irak pada tanggal 20 Maret 2003, Jaksa Agung Inggris Lord Goldsmith sebenarnya meminta B-lier menyiapkan landasan hukum bagi setiap tindakan militer Inggris di Irak. Sampai saat ini, tak pernah ada catatan formal dan alasan tepat dan jernih dibuat B-lier. Yang tersimpan, hanyalah klaim sepihak B-lier bahwa aksi militer di Irak dilakukan atas nama komunitas internasional yang bertujuan "to uphold the authority of the Security Council".

Klaim itu gombal, busuk dan it’s lie! Karena mayoritas anggota DK-PBB tidak mendukung langkah itu dan tak satupun resolusi keluar untuk menjustifikasi invasi ke Irak. Tidak heran bila headlines koran Inggris seperti The Times menganggap Perang Irak adalan "Blair’s private war". Koran The Guardian menulis Blair defiant. Bahkan Daily Mail menyebutnya "A monster of delusion”.

B-lier lupa menyimak statistik kengerian tragedi kemanusiaan tersebut. Jutaan warga Irak menjadi tumbal kepongahan Bush dan B-lier. Sampai kini, residu invasi Irak 2003 semakin mengerikan dengan kebrutalan ISIS maupun konflik ethnic sectarian yang tiada hentinya dan muncul sebagai efek langsung misjudgment Perang Irak. Sejuta lebih penduduk Irak terlunta-lunta sebagai IDPs. Bagi Inggris sendiri, 200 sedadunya harus tewas menebus keputusan ceroboh Tony B-lier.

Sesungguhnya, B-lier adalah tipe megalomania yang lebih parah daripada Saddam Hussein. Dalam salah satu memo B-lier kepada Bush tertanggal 4 Desember 2001, terindikasi betapa pemimpin Inggris itu punya agenda lanjutan berupa invasi” serupa di Syria dan Iran jika regime change di Irak berjalan mulus.

Sikap bebek tengik B-lier tidak bisa lepas dari relasi buddy Bush-Blair yang aneh. Betapapun bombastisnya titah dan agenda Bush, B-lier selalu menilainya brilian. Demikian B-lier menyebutnya sendiri dalam sebuah memo ketika mengomentari pidato Presiden Bush di hadapan SMU-PBB tentang Irak pada September 2002. Tidak perduli untuk itu-seperti disebut Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh Inggris, Tony B-lier harus kehilangan reputasinya dan menjadi catatan hitam dalam sejarah kepemimpinan Inggris di panggung global yang kelam sekelam-kelamnya! [***]

Penulis adalah analis-kolumnis situasi internasional dan domestik. Bisa dihubungi pada akun Twitter @emteaedhir.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA