SEANDAINYA bukan karena Nabi Muhammad Saw, baÂrangkali tidak ada yang menÂgenal Gua Tsaur. Gua yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Mekkah ini menÂjadi sangat popular hingga saat ini karena gua itu perÂnah menyelamatkan Nabi Muhammad Saw. Di dalam gunung Tsaur ada sebuah gua yang memiliki dua buah lubang. Satu lubang horizontal yang dapat dimasuki dengan gampang oleh manuÂsia. Lubang yang lainnya terletak di langit-langit gua sehingga sulit masuk lewat lubang ini karenaharus meloncat ke bawah untuk menggaÂpai lantai gua. Gua ini menyimpan memori yang sulit dilupakan dan sekaligus menjadi saksi seÂjarah terhadap perjuangan Rasulullah Saw. KeÂtika tiba malam yang direncanakan oleh kaum kafir Quraisy untuk mengeksekusi Nabi, maka tempat persembunyian Nabi dipagar betis oleh pasukan elit kaum kafir Quraisy. Ketika tengah malam tiba, saat para pasukan elit itu mau beÂraksi, tiba-tiba mereka semua ketiduran. Begitu nyenyak tidur mereka sehingga ditaburi pasir di mata mereka tetap mereka tidak rasakan. Kesempatan itu dimanfaatkan Nabi yang didampingioleh Abu Bakar untuk meninggalkan ruÂmah persembunyiannya menuju ke gua Tsaur.
Ketika Nabi berhasil lolos, para pasukan elit bergerak masuk ke dalam rumah. Yang disasar ialah tempat tidur Nabi. Pasukan elit menemuÂkan seseorang terbaring di dalam selimut Nabi. Setelah salahseorang membukanya, alangkah kagetnya kalau di dalam selimut Nabi itu hanya berisi Ali ibn Abi Thalib. Sementara Nabi yang dicarinya sudah kabur duluan bersama Abu BaÂkar. Pencarian dilakukan dengan mengikuti jeÂjak kuda yang dikendarai Nabi. Ternyata jejak-jejak itu mengarah ke pegunungan Tsaur. Nabi bersama Abu Bakar sudah masuk bersembunyi di dalam gua yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu panjang. Begitu mereka berdua masuk ke dalam gua di tengah malam buta, langsung laba-laba bergotong-royong membuat sarang di mulut gua dan beberapa ekor burung merÂpati membuat sarang dan bertelur di mulut gua itu. Sementara di atas lubang vertical, pepohoÂnan yang ada di bibir lubang itu merebahkan diri menutupi gua itu.
Siapapuna melihat kedua mulut gua itu tidak akan percaya kalau di sana ada dua anak maÂnusia yang baru saja masuk, sehingga sulit diÂpercaya kalau lubang itu pernah dimasuki maÂnusia. Bagaimana mungkin sarang laba-laba tidak rusak jika ada orang barusan masuk di dalamnya? Bagaimana mungkin burung merÂpati bisa mengerami telurnya dengan tenang di mulut gua jika ada orang mengganggunya? BaÂgaimana mungkin ranting-ranting pohon tidak patah jika ada orang yang baru melewatinya? Akhirnya para pemburu Nabi membatalkan niÂatnya masuk ke dalam gua, namun salahseÂorang yang sempat melempar batu dan menÂgenai Nabi.
Di dalam gua Tsaur, Abu Bakar mencabik-cabik baju gamisnya untuk dijadikan penutup lubang-lubang yang diduga lubang ular berbisa yang bersarang di gua. Ketika Nabi sedang terÂtidur kelelahan di atas paha Abu Bakar, tiba-tiba ia dikagetkan dengan adanya satu lubang di deÂpannya yang belum sempat ditutup. Ia menutÂup lubang itu dengan tumitnya. Ternyata lubang itu yang berisi ular berbisa. Ular itu menggigÂit tumit Abu Bakar dan ia pun mengeramkeÂsakitan. Tidak sadar air matanya keluar dan jatuh menimpa pipi Nabi. Nabi terbangun dan menanyakan kenapa menangis dan apa yang terjadi. Semula ia mengatakan tidak apa-apa, dan meminta Nabi terus istirahat. Namun Nabi mengetahui kalau Abu Bakar kesakitan digigit ular. Akhirnya ular itu dibunuh dan luka ditumit Abu Bakar diobati Nabi dengan cara meludainyadan seketika itu rasa sakitnya hilang. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.