KEAJAIBAN SILATURRAHMI (29)

Pelajaran Dari Gua Tsaur

Kamis, 11 Agustus 2016, 08:56 WIB
Pelajaran Dari Gua Tsaur
Nasaruddin Umar/Net
SEANDAINYA bukan karena Nabi Muhammad Saw, ba­rangkali tidak ada yang men­genal Gua Tsaur. Gua yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Mekkah ini men­jadi sangat popular hingga saat ini karena gua itu per­nah menyelamatkan Nabi Muhammad Saw. Di dalam gunung Tsaur ada sebuah gua yang memiliki dua buah lubang. Satu lubang horizontal yang dapat dimasuki dengan gampang oleh manu­sia. Lubang yang lainnya terletak di langit-langit gua sehingga sulit masuk lewat lubang ini karenaharus meloncat ke bawah untuk mengga­pai lantai gua. Gua ini menyimpan memori yang sulit dilupakan dan sekaligus menjadi saksi se­jarah terhadap perjuangan Rasulullah Saw. Ke­tika tiba malam yang direncanakan oleh kaum kafir Quraisy untuk mengeksekusi Nabi, maka tempat persembunyian Nabi dipagar betis oleh pasukan elit kaum kafir Quraisy. Ketika tengah malam tiba, saat para pasukan elit itu mau be­raksi, tiba-tiba mereka semua ketiduran. Begitu nyenyak tidur mereka sehingga ditaburi pasir di mata mereka tetap mereka tidak rasakan. Kesempatan itu dimanfaatkan Nabi yang didampingioleh Abu Bakar untuk meninggalkan ru­mah persembunyiannya menuju ke gua Tsaur.

Ketika Nabi berhasil lolos, para pasukan elit bergerak masuk ke dalam rumah. Yang disasar ialah tempat tidur Nabi. Pasukan elit menemu­kan seseorang terbaring di dalam selimut Nabi. Setelah salahseorang membukanya, alangkah kagetnya kalau di dalam selimut Nabi itu hanya berisi Ali ibn Abi Thalib. Sementara Nabi yang dicarinya sudah kabur duluan bersama Abu Ba­kar. Pencarian dilakukan dengan mengikuti je­jak kuda yang dikendarai Nabi. Ternyata jejak-jejak itu mengarah ke pegunungan Tsaur. Nabi bersama Abu Bakar sudah masuk bersembunyi di dalam gua yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu panjang. Begitu mereka berdua masuk ke dalam gua di tengah malam buta, langsung laba-laba bergotong-royong membuat sarang di mulut gua dan beberapa ekor burung mer­pati membuat sarang dan bertelur di mulut gua itu. Sementara di atas lubang vertical, pepoho­nan yang ada di bibir lubang itu merebahkan diri menutupi gua itu.

Siapapuna melihat kedua mulut gua itu tidak akan percaya kalau di sana ada dua anak ma­nusia yang baru saja masuk, sehingga sulit di­percaya kalau lubang itu pernah dimasuki ma­nusia. Bagaimana mungkin sarang laba-laba tidak rusak jika ada orang barusan masuk di dalamnya? Bagaimana mungkin burung mer­pati bisa mengerami telurnya dengan tenang di mulut gua jika ada orang mengganggunya? Ba­gaimana mungkin ranting-ranting pohon tidak patah jika ada orang yang baru melewatinya? Akhirnya para pemburu Nabi membatalkan ni­atnya masuk ke dalam gua, namun salahse­orang yang sempat melempar batu dan men­genai Nabi.

Di dalam gua Tsaur, Abu Bakar mencabik-cabik baju gamisnya untuk dijadikan penutup lubang-lubang yang diduga lubang ular berbisa yang bersarang di gua. Ketika Nabi sedang ter­tidur kelelahan di atas paha Abu Bakar, tiba-tiba ia dikagetkan dengan adanya satu lubang di de­pannya yang belum sempat ditutup. Ia menut­up lubang itu dengan tumitnya. Ternyata lubang itu yang berisi ular berbisa. Ular itu menggig­it tumit Abu Bakar dan ia pun mengeramke­sakitan. Tidak sadar air matanya keluar dan jatuh menimpa pipi Nabi. Nabi terbangun dan menanyakan kenapa menangis dan apa yang terjadi. Semula ia mengatakan tidak apa-apa, dan meminta Nabi terus istirahat. Namun Nabi mengetahui kalau Abu Bakar kesakitan digigit ular. Akhirnya ular itu dibunuh dan luka ditumit Abu Bakar diobati Nabi dengan cara meludainyadan seketika itu rasa sakitnya hilang.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA