Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Iran: Mereka Memperluas Iran Phobia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Minggu, 11 Februari 2018, 08:09 WIB
Dubes Iran: Mereka Memperluas Iran Phobia
Dutabesar Republik Islam IranValiollah Mohammadi/RMOL
DUTABESAR Republik Islam Iran, Yang Mulia Valiollah Mohammadi, menyambut Majalah RMOL di ruang kerjanya di lantai dua gedung Kedubes Iran di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta. Di luar sana langit mendung, hujan rintik tengah turun membasahi bumi.

Kurma dan kopi menemani perbincangan kami. Valiollah Mohammadi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan runut dan jelas. Terkadang diselingi tawa kecil dan senyum lebar.

Dimulai seputar hubungan Iran dengan Indonesia dan ASEAN, perbincangan akhirnya melebar hingga ke berbagai persoalan yang sedang terjadi di arena global termasuk mengenai relasi Iran dengan Amerika Serikat, Republik Rakyat China, Saudi Arabia hingga Korea Utara.

Kami juga menanyakan berbagai tuduhan yang kerap dialamatkan kepada Iran. Pertanyaan-pertanyaan ini pun dijawab satu persatu oleh Valiollah Mohammadi dengan lugas dan tegas.

Berikut adalah petikan dari perbincangan itu.


Bagaimana hubungan dan prospek hubungan yang lebih baik di antara Indonesia dan Iran?

Hubungan antara kedua negara merupakan hubungan yang bersejarah, telah terjalin sejak abad-abad yang lalu, penuh dengan persahabatan, dan terus menerus menuju kemajuan. Hubungan yang istimewa ini tentu mengalami pasang-surut. Tetapi arus yang ditempuh adalah selalu arus menuju perkembangan dan kemajuan. Dan dalam dua tahun ini arus kemajuan hubungan tetap sama dan bahkan ditempuh dengan kecepatan lebih tinggi menuju kepentingan bersama dengan Indonesia.

Di bidang politik, kedua negara telah meningkatkan konsultasi politik beberapa tahun belakangan ini, telah melakukan kerja sama yang erat di berbagai organisasi internasional, telah melakukan penukaran delegasi tingkat tinggi antara kedua negara. Dalam dua tahun belakangan ini, pimpinan kedua negara telah mengunjungi negara satu sama lain. Juga ada kunjungan dari berbagai menteri dan pejabat tingkat tinggi kedua negara.

Begitu juga sektor swasta, ikut mengambil bagian dalam kemajuan hubungan ini. Dalam beberarapa tahun belakangan ini hubungan antara masyarakat juga berkembang. Begitu juga interaksi parlemen antara kedua negara meningkat. Kami mengakui parlemen sebagai perwakilan dari masyarakat, dimana perluasan hubungan antar-parlemen membuat hubungan antara masyarakat berkembang.

Di sektor pariwisata, hubungan juga berkembang. Dapat dilihat dari jumlah visa yang dikeluarkan KBRI di Tehran maupun Kedutaan Iran di Jakarta. Jumlah visa di KBRI meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Kami memiliki objek wisata religi yang menarik seperti makam Imam al-Ghozali, dimana setiap tahun dikunjungi begitu banyak masyarakat dari berbagai belahan dunia, khususnya dari Indonesia. Selain itu juga terdapat objek-objek peninggalan zaman yang merupakan warisan yang sudah ada di Iran sejak ribuan tahun lalu. Iran merupakan negara empat musim. Kami memiliki gurun pasir, kami memiliki salju, memiliki beberapa keadaan cuaca dalam saat bersamaan. Ini menjadi objek yang sangat diminati oleh wisatawan dunia, khususnya Indonesia.

Juga wisatawan Iran yang berkunjung ke Indonesia telah meningkat. Mereka tertarik dengan negara-negara tropis. Mereka tertarik dengan objek peninggalan zaman dan keindahan alam Indonesia. Pada September 2017 kami mengadakan penerbangan carter flight langsung dari Iran menuju Denpasar. Rencananya, akan mengadakan regular flight dua kali dalam seminggu antara Tehran dan berbagai destinasi yang ada di Indonesia.

Walaupun interaksi telah meningkat, hubungan telah maju, tetapi mengingat potensi yang dimiliki kedua negara, kami masih belum puas atas apa yang diraih kedua negara. Kedua belah pihak memiliki tanggungjawab yang besar untuk memaksimalkan peluang dan kemampuan yang dimiliki masing-masing negara.

Kami mendalami teknologi terkini misalkan nano-teknologi. Kami juga telah mendatangkan delegasi tingkat tinggi di bidang nano-teknologi, kami melakukan kerjasama dengan Indonesia, membagikan pengalaman dan sama-sama memajukan nano teknologi.

Selain itu kami juga mengadakan kunjungan rektor dan wakil rektor dari berbagai perguruan tinggi kedua negara.

Terkait degan teknologi nano yang sedang kerjasamakan bagaimana mengaplikasikan teknologi nano ke dalam industri agar mendapat hasil yang lebih maksimal dan berkualitas.

Di bidang perdagangan dan ekonomi juga kedua negara telah berusaha maksimal, dengan mengadakan dua kali pertemuan komite bersama, dan putaran terakhirnya dilaksanakan di Indonesia dan dalam waktu dekat putaran berikutnya akan dilaksanakan di Iran. Menko Perekonomian akan berkunjung ke Iran dan akan membawa delegasi dari Indonesia awal tahun 2018 ini.

Begitu juga sektor swasta. Kamar Dagang saling bertemu, melakukan negosiasi, meningkatkan interaksi. Sekarang kedua negara memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kemampuan satu sama lain, baik pemerintah maupun swasta, dan akan menggunakan kemampuan ini menuju kepentingan bersama.

Ekonomi yang dimiliki Iran dan Indonesia saling melengkapi. Jadi, kebutuhan Iran dimiliki Indonesia, dan kebutuhan Indonesia dimiliki Iran. Dan sikap saling melengkapi ini yang menjadi fokus kedua pihak.

Kami berharap negosiasi yang tengah berjalan di bidang investasi, juga dapat mencapai hasil yang meningkat.

Apakah ada catatan tentang nilai investasi ini?

Ada dua investasi utama yang sedang digarap. Pertama, investasi Pertamina di dua ladang minyak yang dimiliki Iran. Negosiasinya sudah di tahap akhir dan sedang difinalisasikan. Kedua, investasi perusahaan Iran, Mapna Group. Kami ingin membangun pembangkit listrik di Indonesia, dan kami telah menyampaikan kesiapan kami membangun pembangkit hingga 5.000 Megawatt untuk meningkatkan kapasitas Indonesia.

Investasi itu di Pulau Jawa?

Kami kembalikan ke pemerintah Indonesia. Dimanapun pemerintah Indonesia menghendaki, kami siap. Setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Iran pada Desember 2106, telah dilakukan kunjungan dua kali dari para pejabat Mapna Group ke Indonesia, menyatakan kesiapannya dan kini telah dilakukan negosiasi teknisnya.

Ini penjelasan yang komprehesif dan melegakan tentang peningkatkan hubungan kedua negara di berbagai sektor.

Saya akan menjawab singkat bagian kedua pertanyaan Anda, yaitu prospek hubungan kedua negara. Saya sangat optimis, mengingat kemampuan yang dimiliki kedua pihak dan tekad besar yang dimiliki pejabat tinggi. Tekad yang besar ada, kemampuan yang dimiliki harusnya sudah ada, dan saya yakin dalam tahun-tahun ke depan kedua negara bisa memaksimalkan potensi satu sama lain

Bagaimana Iran melihat ASEAN sebagai market tersendiri, dan bagaimana Iran memandang posisi Indonesia di ASEAN?

ASEAN adalah market besar dengan penduduk lebih dari 600 juta penduduk, dan merupakan salah satu pasar besar bagi kami. Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN berkembang, mereka memiliki kemampuan yang besar di bidang pertanian dan produksi pangan.

Indonesia di ASEAN merupakan salah satu negara terbesar dan tentu dengan Sekretariat Tetap ASEAN di Jakarta, kami memberikan perhatian khusus kepada Indonesia untuk meningkat perdagangan

Bagaimana perbandingan kualitas hubungan Iran dan Indonesia dengan Iran dan Malaysia?

Jika Anda maksudkan adalah hubungan perekonomian, tentu sekarang hubungan perekonomian Iran dan Indonesia lebih tinggi daripada Iran dan Malaysia. Tapi perbedaanya tak jauh signifikan.

Apakah Iran masih melihat Indonesia sebagai bigbrother di kawasan, atau sudah tidak?

Tentu pandangan kami tetap sama. Jika melihat hubungan Iran dan Malaysia mendekati hubungan antara Indonesia dan Iran, dikarenakan jumlah masyarakat Iran di Malaysia begitu banyak, yang memutarkan hubungan perdagangan antara kedua negara. Secara signifikan mungkin jumlah orang Iran di Malaysia lebih dari 50 atau 60 ribu orang. Mungkin disini beberapa ribu saja.

Sekarang kita beralih pada landscape politik global. Ada dua kekuataan yang sedang berhadapan-hadapan, Amerika Serikat dan Republik Rakyat China. Bagaimana sebaiknya masyarakat dunia mengambil sikap yang pas di antara pertarungan dua negara ini?

Dengan keadaan seperti sekarang tentu setiap negara sangat berhubungan dengan dua negara tersebut. Ada yang berpendapat bahwa bekerjasama dengan Barat dan negara-negara Eropa hal yang seharusnya dilakukan karena pola perekonomian ada di sana. Ada juga yang berpendapat bahwa pola perekonomian dunia sedang berubah lebih mengarah ke timur dan China sebagai pusatnya, dan karena negara-negara Timur lebih memiliki persamaan sehingga seharusnya meningkatkan hubungan dengan Timur dan China.

Tapi apa yang saya ketahui, dalam beberapa tahun belakangan ini China jauh lebih aktif dibandingkan AS dalam ekonomi di berbagai belahan dunia, khususnya di negara-negara dunia ketiga. Jika Anda melihat benua Afrika, China memberikan bantuan, melakukan investasi.

Bagaimana hubungan China dan Iran?

Hubungan antara Iran dan China begitu baik. China merupakan salah satu partner strategis kami, sangat membantu saat Iran mengalami sanski yang dipaksakan secara sepihak oleh negara-negara Barat dan hubungan kedua negara terus berkembang.

Hubungan Iran dan China dan negara-negara ASEAN merupakan sebuah hubungan yang bersejarah.

Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran, Iran merupakan partner utama AS di kawasan Timur Tengah. Tapi setelah kemenangan Revolusi pada tahun 1979, kami dijatuhkan sanski oleh mereka secara sepihak dengan berbagai alasan yang tidak berdasar, antara lain isu HAM dan demokrasi.

Tentu saja hal itu tidak benar. Kemenangan Revolusi melalui proses yang damai, demonstrasi dua tahun berturut-turut yang damai, dan akhirnya masyarakat mencapi hak-haknya. Sebelum kemenangan Revolusi, rezim Syah Iran merupakan antek AS yang menjaga kepentingan AS di kawasan. Tapi setelah itu tentu kebijakan Iran berbeda. Hingga sekarang kami telah melewati empat dekade sanksi dari mereka karena mereka kehilangan sosok yang menjaga kepentingan mereka di kawasan.

Setelah kemenangan Revolusi kami menyaksikan berbagai sikap permusuhan AS kepada kami. Yang pertama teror yang mereka sponsori terhadap para pejabat dan masyarakat yang tak berdosa. Mensponsori sebuah kudeta. Mereka juga mendorong dan mendukung secara penuh dari segi pendanaan dan persenjataan, dan mereka memberikan dukungan kepada rezim Saddam Hussein untuk menyerang Iran selama delapan tahun. Tentu rangkaian dari sikap permusuhan ini membangun tembok ketidakpercayaan antara masyarakat kami dan AS.

Ada kekhawatiran kompetisi AS dan China akan menghasilkan perang global. Bagaimaa pandangan Iran?

Kita tidak memiliki pengtahuan untuk menjawab pertanyaan ini. Tapi pada umumnya ketika kepentingan berseberangan dan kedua pihak kokoh untuk menjaganya, mungkin bisa perang. Tapi kebijakan Iran adalah selalu mengedepan dialog dan penyelesaian damai atas berbagai persoalan dan isu di dunia.

Salah satu yang sering dibicarakan masyarakat internasional adalah hubungan khusus antara Korea Utara dan Iran. Ini gosip atau memang ada?

Tidak dapat dikategorikan hubungan kami dengan Korea Utara merupakan hubungan khusus. Hubungan kami dengan Korea Utara sama baiknya dengan hubungan kami dengan Korea Selatan. Hubungan kami dengan Korut maupun Korsel adalah hubungan yang baik. Sulit atau tidak bisa disebutkan hubungan dengan Korut merupakan hubungan khusus.

Kawasan Timur Tengah kembali menghangat. Iran dituduh terlibat dalam ketegangan itu, di Yaman misalnya. Bagaimana Iran melihat dinamika politik di kawasan ini?

Tentu kawasan Timteng merupakan sebuah kawasan yang penuh dengan hal-hal yang baru. Karena merupakan kawasan strategis dan penting. Setiap Anda bangun tidur, pasti melihat perkembangan yang baru disana. Ini bukan merupakan hal yang baru, tetapi menjadi sebuah hal yang biasanya tidak diinginkan karena menuju ketidakamanan.

Tentu suatu hari kita melihat keadaan di Afghanistan, hari lainnya di Pakistan, hari lainnya di Suriah, di Irak, tiba-tba timbul gerakan yang bernama ISIS, Al Qaida, Taliban dan lain-lain. Sekarang kita lihat tensinya di Bahrain, Mesir, dan juga Yaman. Kalau mereka tak punya persoalan di dalam negeri biasanya ada persoalan antara satu negara dengan negara lainya.

Terkait dengan isu keterlibatan Iran di Yaman, kami jelaskan bahwa Iran tak punya peran apapun di Yaman dan tidak memiliki eksistensi apapun. Karena negara itu telah diblokade berminggu-minggu oleh tentara asing. Bahkan tidak ada bantuan dan makanan. Bantuan kemanusiaan pun sulit memasuki negara tersebut, hingga tempo hari yang lalu dimana akhirnya bandara dibuka dan bantuan kemanusiaan PBB bisa masuk kesana.

Ketika sebuah negara diblokde secara keseluruhan tentu sulit masuk, dan Iran tak punya eksistensi apapun di Yaman. Keterlibatan Iran soal Yaman selalu hanya tuduhan.

Jika ada sesorang yang benar-benar mengenal kawasasan ini, mengenal keadaan di Yaman, pasti mereka yakin dengan pernyataan Iran bahwa Iran tidak mungkin bisa untuk masuk ke Yaman.

Masyarakat Yaman sekarang ini sedang berada di bawah persoalan yang begitu berat. Negara mereka dibom, masyarakat yang tak berdosa menjadi korban, HAM dilanggar secara besar-besaran. Telah terjadi krisis pangan dan makanan disana, dan masyarakat banyak yang meninggal di rumah sakit, sekolah dan berbagai tempat.

Hingga sekarang lebih dar 21 ribu jiwa anak-anak yang menjadi korban. Dan dunia internasional tak mengambil sikap dan langkah-langkah sebagaimana mestinya. Karena intervensi negara-negara penyerang ke berbagai pentas internasional dan mereka mencegah dunia internasional mengambil langkah konkrit. Tentu saja ketika negara penyerang tidak dapat mencapai hasil dari serangan mereka selama bertahun-tahun, mereke mancoba menuduhkan sesuatu tuduhan kepada negara lain sebagai alasan ketidakberhasilan mereka.

Tentu ketika ada pihak yang tidak berhasil mencapai tujuan, mereka melakukan, pertama, menuduh yang lain. Kedua, menyebarkan hiruk pikuk yang luar biasa untuk mengalihkan opini masyarakat

Bagaimana pandangan Iran tentang dinamika politik Arab Saudi dan manuver Pangeran Muhammad bin Salman menangkapi pangeran yang lain?

Tentu saja ini perkembangan internal sebuah negara dan urusan dalam negeri mereka. Tetapi pada dasarnya, pandangan dunia internasional terhadap berbagai kelompok radikalis, yang memiliki ideologi Wahabi yang berada di bawah gerakan radikal. Tentu Arab Saudi dengan kebijakan yang baru ingin menghilangkan pandangan ini. Mereka sedang mengkampanyekan Islam moderat, dan ingin menghilangkan citra ideologi Wahabi berada di belakang kelompok-kelompok radikal. Mereka juga sedang kampanyekan melawan korupsi secara besar-besaran.

Apakah itu ada prospek yang lebih baik bagi hubungan Iran dan Arab Saudi?

Ini urusan internal yang mungkin saja belum bisa disimpulkan bahwa ini akan berakhir kepada perbaikan hubungan kedua negara atau tidak. Tetapi sikap Iran dari dahulu, kami siap untuk melakukan negosiasi dan dialog secara damai untuk menyelesaikan persolan. Kami selalu mengharapan ketegangan antar kedua negara berkurang, dan berbagai langkah yang diambil harusnya merupakan langkah untuk mengurangi tensi ketegangan antara kedua negara. Tapi sayang sekali apa yang kami saksikan selama ini adalah hal-hal yang meningkatkan ketegangan yang dilakukan oleh pihak Arab Saudi terhadap kami.

Ada beberapa pengamat yang berpendapat bahwa penangkapan di Arab Saudi merupakan sebuah kegiatan untuk memuluskan perjalanan Muhammad bin Salman untuk menjadi Raja. Dan ini merupakan sebuah rangkaian penangkapan terhadap oposisi.

Tentu ketika Saudi punya pandangan dan selalu membangun hiruk pikuk, perbaikan hubungan Iran dan Saudi tidak akan mulus. Ketika pandangan Saudi berubah, dan mulai sadar bahwa pencapaian terhadap perdamaian merupakan usaha melalui kerja sama, baru ada harapan hubungan antara Iran dan Saudi. Mereka harus sadar bahwa melalui kekerasan, melalui tindakan radikal dan peperangan tidak mungkin tercapai keamana dan stabiltas di kawasan.

Presiden AS Donald J. Trump baru-baru ini mengeluarkan pernyataan di PBB yang menyinggung posisi Iran. Bagaimana respon Iran?

Donald Trump seorang pengusaha. Jadi berbagai kebijakan beliau, kami harus perhatikan bahwa beliau seorang pengusaha. Pada saat beliau kampanye, ada beberapa hal penting yang beliau sampaikan.

Pertama, adalah pengakuan beliau terhadap pembentukan ISIS oleh AS. Dunia harus memperhatikan hal ini, bahwa sebuah kelompok barbar yang melakukan pembunuhan yang mengenaskan, memotong leher, membunuh anak-anak dan melakukan kekersan pada perempuan, dibentuk oleh AS. Hal lain yang disampaikan Trump adalah kebijakan soal kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara lima plus satu. Beliau menyampaikan, ketika akan menduduki Gedung Putih, akan merobek kesepakatan yang menurutnya merupakan kesepakatan terburuk sepanjang sejarah AS.

Selain Iran, negara yang menjadi bagian kesepakatan nuklir, telah menyampaikan bahwa kesepakatan ini bukan kesepakatan bilateral. Tetapi kesepakatan antara berbagai negara di dunia dan telah disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Ada pengamat yang mengatakan bahwa kampanye Trump dalam era persaingan kepresidenan di AS, karena beliau tidak mengetahui atau sedang memperjuangkan kepentingan rezim Zionis Israel. Apa yang beliau suarakan di PBB, juga hanya didukung satu rezim, yaitu rezim Zionis Israel. Dan beberapa bulan lalu ketika Trump tidak mengakui kepatuhan dan tanggung jawab Iran terhadap pelaksanaan kesepakatan Nuklir, seluruh di dunia mendukung Iran. Kecuali satu dua negara yang mendukung Trump.

Berbagai negara Eropa juga menyampaikan kesepekatan tersebut merupakan kesepakatan multilateral dan mereka mendukung posisi Iran. Ini menujukkan bahwa dalam hal ini Trump sendiran.

Tentu Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah memberikan delapan kali verifikasi terhadap pelaksanaan dan tanggung jawab Iran secara benar dan nyata terhadap kesepakatan nuklir. Tentu jika ada pihak yang ingin keluar atau melanggar kesepakatan nuklir, Iran juga keluar dari apa yang telah disepakati.

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari perkembangan di AS maupun Donald Trump. Pertama, kebijakan Trump menunjukkan bahwa permusuhan dengan Iran masih ada. Beliau hanya mepresentasikan permusuhan yang selama ini ada. Maka dari itu, makin tidak dapat dipercaya oleh Iran dan ketidakpercayaan makin membesar. Kedua, Trump mendukung kepentingan rezim Zionis Isarel di kawasan. Ketiga, Trump sedang meluaskan hal yang bernama Iran phobia untuk menjual senjata ke negara kawasan. Ketika Iran didefinisikan sebuah ancaman kepada negara kawasan akan larislah senjata yang diproduksi AS. Trump, dalam kunjungan ke Saudi, berhasil menjual ratusan miliar dolar AS senjata ke negara tersebut. Jangan lupa, Trump adalah seorang pengusaha.

Jadi apa yang kini terjadi di Saudi adalah kemungkinan perbaikan hubungan antara Arab Saudi dan Israel?

Apa yang kami dengar di pemberitaan dan apa yang disampaikan pejabat Zionis Israel, hubungan itu telah terjalin. Tetapi dalam kerahasiaan dan tertutup. Maka kita melihat belakangan ini, OKI tidak mengambil suara apapun yang mengutuk kegiatan atau serangan Zionis. Sebab Saudi selalu melakukan lobi jangan ada sikap mengutuk Zionis Israel, tapi lebih mengutuk Iran dan beberapa negara lain. Contoh nyata adalah pertemuan oleh Liga Arab, mereka mengutuk Iran dan Hizbullah di Libanon. Kita saksikan Zionis Isarel secara leluasa melakukan pembunuhan di kawasan tanpa mematuhi berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Tidak ada yang bersuara.

Kami berharap tidak demikian, tapi yang apa disampaikan pejabat rezim zionis Israel adalah hubungan dengan Saudi itu telah terjalin.

Yang Mulia sudah menonton film yang berjudul Six Day?

Belum

Film ini tentang penyanderaan di Kedutaan Iran di London tahun 1980 di era Perdana Menteri Margaret Thatcher. Tentang orang-orang dari Arabistan di Iran yang minta agar pemerintah Iran membebaskan 91 tawanan keturunan Arab di Iran. Akhirnya semua mereka tewas dalam operasi militer. Setelah mendengar penjelasan dari Yang Mulia, saya bertanya-tanya apakah ini bagian dari kampanye Iran phobia juga…

Itu yang sedang ditonjolkan dalam beberapa tahun ini adalah perseteruan antara Iran dan kaum Arab. Ini terus disuarakan bahwa ada Iran dan ada Arab. Saya belum sempat menonton film tersebut, tapi yang terjadi di tahun 1980an, di awal-awal tahun kemenangan Revolusi Islam Iran adalah sebuah kelompok teroris yang menduduki Kedutaan Besar Iran dan tentu pembuatan film ini mungkin bagian dari usaha mereka ini untuk memperluas Iran phobia.

Tentu mereka terus mengkotakkan negara-negara di kawasan, antara Arab dan non-Arab, mengkotakkan yang bernama Syiah dan Sunni. Padahal antara Syiah dan Sunni tidak memiliki perbedaan fundamental. Syiah seperti madzhab lainnya, sebagaimana diakui Kepala Besar Al Azhar bahwa Syiah merupakan salah satu madzhab dari lima madzhab besar.

Hal ini dilakukan untuk menyebarluaskan persilangan pendapat dan pertikaian antara negara-negara kawasan, khusunya negara-negara Islam. Sama seperti ada sebuah pernyataan yang disampaikan bahwa jika ingin bekuasa maka harus disebarluaskan pertikaian.

Tentu yang kami suarakan adalah persatuan. Kami juga telah mengumumkan Pekan Persatuan yang dilaksanakan setiap hari Maulid Nabi Muhammad sebagai pekan persatuan berbagai negara-negara Islam. Sebab hanya dengan persatuan dapat diraih kemajuan. Pertikaian tidak akan membawa kita kemana-mana.

Walaupun Islam melalui berbagai ayat suci telah menyuarakan persatuan antar umat Muslim, tetapi sekarang musuh-musuh Islam menyebarluaskan pertikaian dan persilangan pendapat antara berbagai bagian umat. Tentu ajaran islam adalah bersahabat kepada sesama dan memusuhi musuh-musuh Islam. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA