Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kami Ingin Lebih Banyak Orang Indonesia Berkunjung Ke Panama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Selasa, 13 November 2018, 23:28 WIB
Kami Ingin Lebih Banyak Orang Indonesia Berkunjung Ke Panama
Dutabesar Deborah Ho/RMOL
DUTABESAR Deborah Ho Ng De Cogley baru dua tahun bertugas di Jakarta. Alumni Universitas Santa Maria La Antigua dan Universitas Latin Panama ini lahir 53 tahun lalu di kota Colon. Itu adalah kota terbesar kedua di Republik Panama, yang berada di sisi utara Samudera Atlantik.
 
Dua tahun bertugas di Indonesia memberikan pelajaran yang begitu berharga baginya. Dubes Deborah Ho menyadari dirinya kini lebih sabar dan memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan segala hal, terutama sebelum mengambil keputusan.
 
Saat menerima RMOL di kantornya, di Gedung World Trade Center di Jalan Sudirman, Jakarta, Dubes Deborah Ho menceritakan riwayat hubungan Indonesia dan Panama, serta dinamika politik global belakangan ini. Tak jarang kalimatnya terdengar filosofis, selain diplomatis.
 
Inilah petikan wawancara yang dilakukan di awal Oktober itu:

Apa pandangan Anda tentang Indonesia?
Saya sangat bangga ditugaskan di Indonesia. Biasanya, posisi Dutabesar untuk kawasan Asia kurang begitu diminati. Tapi, karena saya juga keturunan Asia, akhirnya saya pikir: OK, saya akan mencoba dan melihat apa itu Asia.

Akhirnya, saya bertugas di Indonesia dan sangat bersyukur karena tidak begitu kesulitan dalam berbahasa, bila dibandingkan dengan bahasa China yang cukup sulit. Sejak tiba disini, saya akui Indonesia adalah negara yang hebat. Bukan hanya karena lokasi wisata yang bagus, tapi juga karena masyarakatnya ramah, bersahabat dan suka menolong.

Saya juga belajar agar lebih sabar dan menyesuaikan diri dengan kultur masyarakat Indonesia. Meski agak sedikit lamban pada awalnya, namun akhirnya seluruh pekerjaan itu akan selesai. Bagi saya, itu yang penting. Masyarakat Indonesia adalah salah satu warga dunia, yang menurut saya, terbaik.
 
Apakah ada tugas khusus untuk Anda di Indonesia?
Sama seperti Dutabesar lainnya di dunia, (tugas saya) adalah menjaga seluruh kepentingan Panama di Indonesia, mendapatkan yang terbaik untuk negara saya. Juga menjaga warga Panama yang ada di Indonesia, meski jumlahnya tidak banyak.

Saat saya tiba, hanya ada delapan warga negara Panama yang resmi terdaftar disini. Dan, akhirnya bertambah sembilan warga lagi. Beberapa diantaranya adalah pelajar, dan lainnya ada juga yang menikah dengan orang Indonesia atau warga negara lain dan bekerja di sini.

Bagaimana sejarah hubungan antara Indonesia dan Panama?
Hubungan Indonesia dan Panama yang paling utama adalah di bidang kemaritiman. Seperti Anda tahu, Panama adalah negara kecil dengan penduduk sekitar 4 juta orang. Dan semuanya (kerjasama Indonesia dan Panama) terkait dengan sektor maritim.
 
Pada awalnya, kita mulai dengan konsulat karena ada banyak warga Indonesia yang bekerja di kapal-kapal berbendera Panama, dan kita harus menyelesaikan dokumen-dokumen terkait itu. Setelah itu, Panama mulai berkeinginan membuka Kedutaan untuk bisa menangani hal-hal lain yang muncul dari hubungan antara Indonesia dan Panama.

Tahun 1999, Panama membuka Kedutaan di Jakarta. Sekitar enam tahun lalu, tahun 2012, KBRI juga dibuka di Panama. Jadi waktunya tidak bersamaan. Mungkin, karena Indonesia sebelumnya tidak melihat sebagai sebuah kebutuhan untuk membuka Kedutaan di Panama.

Tetapi sekarang,  KBRI di Panama juga menangani Costa Rica, Nicaragua, dan beberapa negara Amerika Tengah lainnya. Saat ini, hanya Costa Rica dan Panama yang memiliki Kedutaan di Indonesia. Costa Rica membuka Kedutaannya tahun lalu.

Sejauh ini, apa wujud hubungan Indonesia dan Panama?
Sebetulnya saat ini, let’s say, kita memiliki draft MoU di bidang pendidikan yang belum selesai. Anda tahu, ada sesuatu hal yang terjadi di tubuh pemerintahan Indonesia, dimana Kementerian yang menangani pendidikan dipisahkan dengan Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

Ini membuat perjalanan MoU itu berhenti. Kami sudah mengirimkan draft perjanjian untuk dibaca oleh otoritas. Tetapi karena mereka sudah dipisahkan, siapa yang akan membaca dan siapa yang akan menyetujuinya, kami harus menunggu sampai itu selesai.

Apa yang diharapkan Panama dari kerjasama bidang pendidikan ini?
Kebanyakan tentang pertukaran kerjasama antara dua negara di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Selain itu, juga ada persoalan visa dimana warga Panama tidak perlu visa bila berkunjung ke Indonesia, tapi WNI harus punya visa kalau mau ke Panama. Jadi kami sedang bekerja mempermudah persyaratan agar WNI dapat lebih mudah berkunjung ke Panama.

Apakah jumlah turis Panama yang datang ke Indonesia terbilang banyak?
Kami belum punya angkanya karena biasanya turis Panama tidak mendaftar ke kedutaan. Tapi, setahu saya kebanyakan mereka berkunjung ke Bali. Sebagai contoh, saat erupsi Gunung Agung ternyata ada dua wanita asal Panama yang terjebak di sana. Mereka menghubungi Kedutaan dan kami mencoba untuk membawa mereka keluar dari Bali. Mereka sangat ketakutan saat itu. Karena kejadian itu, saya baru tahu ada dua orang Panama berlibur disini.

Saya juga sudah bicara dengan pihak imigrasi, dengan Pak Ronny (Dirjen Imigrasi Ronny Franky Sompie) mengenai visa ini dan tengah menunggu karena kami ingin bekerja  bersama dengan pemerintah Indonesia.

Banyak pelaut Indonesia bekerja di kapal berbendera Panama. Berapa banyak dokumen perjalanan yang harus diselesaikan Kedutaan Panama untuk pelaut Indonesia?
Setiap bulan ada sekitar 500 dokumen. Untuk pelaut asal Indonesia, saya harus menangani mereka. Ada juga kapal yang mempekerjakan warga negara Filipina, dan mereka harus mendapatkan dokumen mereka di Kedutaan Panama di Filipina.

Jadi, siapapun yang ingin bekerja di kapal berbendera Panama, maka mereka harus melengkapi dokumen. Tak peduli apapun kewarganegaraannya, yang pasti mereka harus melengkapi dokumennya.

Apakah sejauh ini ada persoalan terkait pekerja asal Indonesia di kapal-kapal Panama?

Tidak ada. Tapi harus diingat, bahwa mereka tidak hanya bekerja di perairan Panama, melainkan bisa dimana saja bersama kapal berbendera Panama. Kami memiliki kapal pesiar, dan anak pekerja dari Indonesia di kapal itu.

Bagaimana dengan kerjasama perdagangan antara kedua negara, apakah ada?
Pada saat ini tidak ada. Kami harus memulai pembicaraan bilateral Oktober ini, dimana Wakil Presiden Panama dan Menteri Luar Negeri akan datang ke Indonesia. Mereka akan bertemu dengan Kemenlu dan Kadin.

Mereka juga akan datang ke Trade Expo yang diadakan 24 Oktober 2018. Dari sana saya berharap ada kerja sama perdagangan antara Panama dan Indonesia

Bagi banyak orang Indonesia, Panama identik dengan dengan Terusan Panama. Bisa Anda jelaskan sedikit tentang Terusan Panama dan arti pentingnya?
Awalnya, pembangunan Terusan Panama dilakukan oleh Prancis. Tetapi mereka mengalami kebangkrutan, dan akhirnya Amerika Serikat melanjutkan pembangunan terusan ini.

Terusan Panama dibuka 15 Agustus 1914, dan sejak saat itu tidak pernah berhenti sekalipun. Sudah lebih dari 100 tahun bekerja untuk dunia, menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik, memperpendek jarak, menghemat biaya dan waktu yang digunakan dalam pelayaran. Itulah arti Terusan Panama bagi dunia.

Terusan Panama dikembalikan kepada kami di tahun 1999. Sebelumnya ia dikelola oleh Amerika Serikat. Pengembalian itu berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tahun 1977 oleh Presiden Jimmy Carter dan Jenderal Omar Torijos.

Sejak 1999, Terusan Panama sudah kami kelola, termasuk direkturnya adalah orang Panama. Jadi sekarang dikelola oleh Panama dan 100 persen merupakan perusahaan Panama.

Bagaimana biaya melintasi Terusan Panama bagi kapal-kapal asing?
Tentu saja ada biaya yang ditetapkan. Itulah sisi bisnisnya. Berbeda dengan situasi saat masih dikelola Amerika Serikat. Mereka tidak melihat Terusan Panama sebagai sumber keuntungan.

Bukannya mereka tidak melakukan apapun. Ada yang mereka kerjakan. Mereka meng-upgrade Terusan Panama dan melakukan sesuatu untuk masa depan. Ongkos menggunakan Terusan Panama saat itu sangat kecil.

Setelah dikelola oleh Panama, ongkosnya naik. Dan itu harus naik, karena ini adalah bisnis. Semua pihak memahami itu, karena digunakan untuk membiayai karyawan dan perawatan terusan.

Ketika masih dikelola Amerika Serikat, mereka dapat anggaran dari pemerintah. Sehingga mereka tidak peduli benar, apakah mereka bisa mendapatkan keuntungan yang cukup atau tidak dari mengelola Terusan Panama.

Sekarang di bawah pengelolaan Panama, ya kami harus menetapkan harga tinggi karena kami harus membayar gaji pegawai, dan semua pengeluaran untuk memastikan pelayanan yang baik di Terusan Panama.

Apakah ada kapal Indonesia yang melintasi Terusan Panama?
Saya tidak memiliki informasi mengenai hal ini. Pihak pengelola Terusan Panama yang memiliki daftar semua kapal yang melintas. Tetapi saya rasa, bisa jadi ada. Pelintas Terusan Panama yang terbanyak adalah kapal-kapal Republik Rakyat China.

Bagaimana dengan turis Indonesia yang berkunjung ke Panama, apakah ada?
Saya harap lebih banyak yang datang. Saya tahu, karena terlalu jauh untuk pergi ke bagian manapun Amerika.

Contohnya, bila saya pergi ke Panama, saya harus mengambil penerbangan dari sini, karena dunia ini bundar, ke arah kanan atau ke arah kiri, waktu yang digunakan akan sama. Indonesia berada di seberang Panama, di sisi lain bola dunia.

Kalau saya terbang dari sini ke Amsterdam, itu memakan waktu sekitar 14 jam. Dari Amsterdam ke Panama sekitar 10 jam lagi. Saya kira, itu penerbangan paling pendek, dan ini berarti sudah 24 jam di udara. Lalu, sekitar enam jam transit di bandara. Bagi saya, itu adalah hal yang paling menantang untuk berpergian ke Panama, juga dari Panama kesini.

Kita tidak dapat melakukan apapun. Itulah kenyataannya. Kami ingin lebih banyak orang Indonesia berkunjung ke Panama. Jadi kami harus memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia keindahan yang dimiliki Panama. Sehingga, walaupun mereka berpikir ada tantangan 30 jam untuk pergi kesana, tetapi pada akhirnya setelah melihat semua hal yang kami tawarkan, mereka tetap ingin berkunjung ke Panama.

Bila ingin “menjual” Panama, apa yang Anda katakan kepada masyarakat Indonesia?
Tentu saja, berkunjung ke Terusan Panama merupakan sebuah keharusan. Sama seperti kalau ke Paris, Anda akan berkunjung ke Menara Eiffel. Anda bisa juga berkunjung ke Panama untuk berbelanja.

Berbelanja di Panama sungguh sangat murah. Saya bisa mengatakan ini kepada Anda karena saya menyaksikan disini, ketika Anda membeli barang bermerek (brands) sangat mahal di sini. Brands yang saya maksud seperti Louis Vuitton dan high-end brands lainnya.

Banyak warga dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, mereka ke Panama untuk belanja. Harganya sangat kompetitif dan bagus. Baik untuk barang elektronik, pakaian dan semuanya.

Bagaimana bisa seperti itu?
Dapat dikatakan itu terkait dengan pajak. Panama adalah sebuah kawasan hub (penghubung) dan kami memiliki kawasan bebas (free zone). Bila Anda memiliki free zone, mereka membawa barang-barang mereka ke free zone, tetapi mereka tidak membayar pajak sampai mereka masuk ke wilayah Panama, baru mereka membayar pajak.

Jadi banyak kelompok bisnis yang membawa barang mereka ke free zone, lalu dari sini mereka kirim ke Amerika Serikat, dan Amerika Selatan, dengan lebih cepat.

Kalau Anda bawa barang dari China ke Amerika Selatan, itu memakan waktu lebih lama dibandingkan kalau Anda mengirimkannya dari Panama. Itulah fungsi dari free zone, untuk memiliki semuanya disini dan ini lebih mudah untuk didistribusikan. Mengirimkannya dari China akan memakan waktu lebih lama. Jadi banyak perusahaan yang memiliki fasilitas di free zone.

Apakah semua pekerja perusahaan-perusahaan itu adalah orang Panama?
Ya, semua pekerja adalah orang Panama. Saya kira ini kurang lebih sama dengan Batam. Idenya datang dari sini. Saya belum periksa lagi bagaimana situasi di Batam saat ini. Tetapi ya, mereka (free zone di Panama) melakukan hal yang serupa.

Selain itu, kami selalu mengatakan, bila Anda berkunjung hanya sebagai turis, di sana ada pantai di sisi Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik. Anda bisa pergi dari satu samudera ke samudera yang lain hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

Apakah pantai di kedua samudera itu terlihat berbeda atau sama?
Bagi saya, pantai di sisi Samudera Atlantik lebih baik. Saya berasal dari sisi Atlantik, yakni Colon. Kota ini sama dengan Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Saya selalu merasa Atlantik lebih cantik dari Pasifik.

Tetapi sesungguhnya mereka berdua cantik. Anda tahu, ini seperti regionalisme, Anda merasa sesuatu yang berasal dari daerah Anda lebih baik dari yang lain. (Tertawa.) Seperti Anda yang merasa Sumatera Utara lebih baik dari daerah lainnya. (Tertawa.) [***]
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA