Pati, Rembang, Blora dan Grobogan yang masuk dapilnya merupakan daerah berbasis pertanian, perikanan dan kehutanan.
"Saya anak petani harus kembali ke petani.
Alhamdulillah dalam dua periode terakhir pertanian di Pati sudah sangat maju menjadi daerah produksi beras," kata politisi Golkar kelahiran Pati, 2 April 1953 itu kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/1).
Tinggal, kata dia, memotivasi terus para petani.
Ia menilai masih banyak regulasi yang menyulitkan nelayan, di antaranya pelarangan alat tangkap cantrang melalui Peraturan Menteri Kelautan Perikanan 71/2016.
Meskipun sebenarnya sosialisasi akan pelarangan alat tangkap ini telah lama dilakukan.
"Pada intinya regulasi pemerintah harus bisa menyejahterakan masyarakat," tegas mantan pimpinan Komisi IV DPR tersebut.
Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan penting baginya sangat penting diperkuat sebagai penopang ekonomi bangsa.
Jelang Pemilu 2019, Firman digeser ke Komisi II yang membidangi pemerintahan. Kendati begitu, ia tetap mengikuti perkembangan pertanian, utamanya terkait kebijakan impor pangan.
"Karena mau Pemilu ini saya dapat tugas khusus di Komisi II," tandas Firman yang lulusan magister Universitas Padjajaran, Bandung tahun 2008.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.