Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mendalami Pancasila Di Situs Ndalem Pojok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 15 Maret 2019, 22:56 WIB
Mendalami Pancasila Di Situs Ndalem Pojok
Situs Ndalem Pojok/Net
rmol news logo Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengapresiasi keberadaan Desa Pojok yang terletak di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Pasalnya, di desa itu terdapat kampung kecil yang sarat dengan adat-adat kebangsaan.

Kepala BPIP Profesor Hariyono terkesima ketika melakukan kunjungan kerja ke desa itu. Di mana, terdapat Situs Ndalem Pojok yang kerap menggelar upacara dan pagelaran seni budaya yang dihadiri berbagai tokoh lintas agama guna menguatkan karakter nasionalis kebangsaan.

Dia mengatakan, gotong royong antar umat dan pemuka agama berjalan baik di setiap penyelenggaraan acara adat kebangsaaan. Keberadaan Situs Ndalem Pojok diketahui sebagai cagar budaya lantaran merupakan rumah masa kecil Presiden Soekarno.

"Sejarah masa kecil Sang Proklamator Bung Karno yang merupakan bapak bangsa menjadi penyemangat berlangsungnya kampung adat kebangsaan ini. Potensi kampung kebangsaan ini layak untuk dikembangkan agar keberadaannya tetap lestari sepanjang masa untuk menjadi inspirasi bagi generasi penerus," papar Hariyono, Jumat (15/3).

Memasuki situs rumah masa kecil Presiden Soekarno terdapat Monumen Garuda Pancasila, replika Kitab Sutasoma, Kantor Persaudaraan Umat Beragama, kitab-kitab suci lima agama, lukisan Borobudur, Candi Prambanan, Gereja Betlehem, Masjid Istiqlal hingga pohon Petilasan Soekarno Merenung, Taman Petilasan Soekarno Bermain, dan Petilasan Soekarno Belajar Berpidato

"Berbagai kegiatan keagamaan, pagelaran budaya dan berbagai kegiatan pada hari-hari besar serta hari nasional sering dilakukan, seperti doa bersama, upacara kemerdekaan, berbagi santunan, dan lain-lain," jelas Hariyono.  

Selain itu, kegiatan rutin bulanan di kampung adat kebangsaan juga dilakukan seperti mocopat dan doa bersama Hari Lahir Bung Karno setiap Kamis Pon dan doa bersama meninggalnya Bung Karno setiap Sabtu Legi.

"Selain itu kegiatan rutin mingguan seperti tahlil mendoakan Bung Karno beserta semua pahlawan setiap malam Jumat, karatiwan uri-uri budaya Jawa, belajar menari, gamelan, menulis aksara Jawa, sekolah kebangsaan non formal dan lain sebagainya," jelas Hariyono.

Diharapkan, ke depan, situs tersebut tidak hanya berhenti pada kegiatan peringatan atau upacara hari-hari besar nasional namun semua peristiwa penting, peristiwa besar nasional juga akan diadakan peringatan.

"Misalnya hari lahirnya lambang negara, hari lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya, hari kembalinya dekrit UUD 1945, hari santri dan lainnya," kata Hariyono.

Karena ke depannya, kampung adat kebangsaan akan bisa penuh dengan upacara adat. Seperti di Pulau Bali banyak upacara adat keagamaan atau di Tengger banyak upacara adat kesukuan.

"Di situlah indahnya Indonesia. Karenanya Kalau ini akan dipoles dengan nilai dan simbol kebangsaan baik itu jalan, rumah dan masyarakat yang tinggal didalamnya akan diedukasi," demikian Hariyono. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA