Dalam webinar Muhadatsah Dewan Pakar MES Edisi II bertajuk "Pengembangan ISF (Wakaf Produktif) Melalui Penguatan Digital dan Ekosistem", M. Nuh memaparkan tanda-tanda kebangkitan wakaf nasional.
Salah satunya, disebutkan M. Nuh, apabila
Nadzir atau pihak yang menerima harta benda wakaf dari
Wakif (pihak yang berwakaf) untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya dengan kategori sudah menyadari pentingnya profesionalitas, kompetensi dalam mengelola harta wakaf.
"Tanda era baru atau kebangkitan perwakafan nasional; Nadzir sadar tentang pentingnya profesionalitas, kompetensi,
value creation and good waqf governance (waqf core principals) dalam mengelola harta wakaf untuk membangun
public trust," kata M Nuh dalam webinar MES Sabtu sore (7/8).
Selain itu, M. Nuh yang juga menjabat Ketua Dewan Pers menyebutkan,
Nadzir juga bisa memanfaatkan teknologi digital
(technalogy savvy-digital transfarmation) dalam pengelolaan harta wakaf. Hal ini antara lain untuk mempermudah dan efisiensi wakaf itu sendiri.
"Lalu, menyadari pentingnya membangun ekosistem perwakafan nasional. Tersedianya instrument pengelolaan wakaf (uang)," tuturnya.
Kemudian, tanda lain yang disebutkan M. Nuh adalah
Mauquf Alaih, atau orang yang menerima wakaf, bisa menjadi lebih produktif setelah menerima wakaf, karena terjadi perkembangan dalam perwakafan nasional.
"Sehingga sinergi antara
islamic social finance dengan
islamic commercial finance semakin kuat," tutupnya.
Turut hadir sejumlah narasumber dalam webinar tersebut antara lain, Ketua Forum Wakaf Produktif Bobby P Manulang.
Kemudian, ada juga beberapa tokoh yang menjadi penanggap dalam webinar tersebut yakni Sekjen MUI sekaligus Wakil Ketua Majelis Wakaf PP Muhammadiyah, Amirsyah Tambunan, serta Anggota Dewan Pakar PP MES, Dian Masyitha, dan Anggota Dewan Pakar PP MES, Ilham Akbar Habibie.
BERITA TERKAIT: